Pada
postan kali ini, saya akan melanjutkan analisis saya tentang koperasi KSU TUNAS
JAYA. Dalam menganalisa koperasi ini, saya tidak langsung terjun kedalam
lapangan melaikan mengumpulkan data dari internet. Untuk referensi, saya akan cantumkan
pada akhir postan ini.
BAB VII Bentuk dan Jenis Koperasi
Sebelum
melanjutkan analisis tentang koperasi KSU TUNAS JAYA. Ada baiknya kita
mengetahui teori bentuk dan jenis-jenis koperasi.
·
Menurut teori Klasik
Menurut
teori klasik, bentuk-bentuk koperasi ada 3 macam, yaitu:
a. Koperasi pemakaian(Koperasi Konsumsi)
Koperasi ini didirikan
untuk memenuhi kebutuhan umum sehari-hari para anggotanya. Yang pasti barang
kebutuhan yang dijual di koperasi harus lebih murah dibandingkan di tempat
lain, karena koperasi bertujuan untuk mensejahterakan anggotanya.
b. Koperasi penghasil atau Koperasi produksi
Koperasi produksi
beranggotakan orang orang yang melakukan kegiatan produksi (produsen).
Tujuannya adalah memberikan keuntungan yang sebesar besarnya bagi anggotanya
dengan cara menekan biaya produksi serendah rendahnya dan menjual produk dengan
harga setinggi tingginya. Untuk itu, pelayanan koperasi yang dapat digunakan
oleh anggota adalah Pengadaan bahan baku dan Pemasaran produk anggotanya.
c. Koperasi Simpan Pinjam
Koperasi simpan pinjam
adalah koperasi yang memiliki usaha tunggal yaitu menampung simpanan anggota
dan melayani peminjaman. Anggota yang menabung (menyimpan) akan mendapatkan
imbalan jasa dan bagi peminjam dikenakan jasa. Besarnya jasa bagi penabung dan
peminjam ditentukan melalui rapat anggota. Dari sinilah, kegiatan usaha
koperasi dapat dikatakan “dari, oleh, dan untuk anggota.
Berdasarkan penjabaran
diatas, koperasi KSU Tunas Jaya termasuk kedalam jenis koperasi simpan pinjam
karena koperasi ini menampung simpanan anggota dan melayani pinjaman.
Bentuk koperasi
Menurut (PP No. 60/1959) Sesuai Wilayah
Administrasi Pemerintah
Ñ Koperasi
Primer : Koperasi yang minimal memiliki anggota sebanyak 20 orang perseorangan.
Biasanya terdapat di tiap desa ditumbuhkan koperasi primer
Ñ Koperasi
Pusat : koperasi yang beranggotakan paling sedikit 5 koperasi primer di tiap
daerah Tingkat II (Kabupaten) ditumbuhkan pusat koperasi.
Ñ Koperasi gabungan : Koperasi yang anggotanya
minimal 3 koperasi pusat di tiap daerah Tingkat I (Propinsi) ditumbuhkan
Gabungan Koperasi.
Ñ Koperasi
Induk : koperasi yang minimum anggotanya adalah 3 gabungan koperasi, di Ibu
Kota ditumbuhkan Induk Koperasi.
Koperasi
KSU TUNAS JAYA termasuk kedalam koperasi primer karena walaupun koperasi ini
beranggotakan 4533 anggota, namun koperasi ini
bukan merupakan gabungan dari beberapa koperasi.
BAB
VIII Modal Koperasi
Ada berbagai
macam sumber modal diantaranya :
a) Simpanan
Wajib adalah simpanan tertentu yang diwajibkan kepada anggota yang
membayarnya kepada Koperasi pada waktu-waktu tertentu.
membayarnya kepada Koperasi pada waktu-waktu tertentu.
b) Simpanan
Sukarela adalah simpanan anggota atas dasar sukarela atau berdasarkan
perjanjian-perjanjian atau peraturan –peraturan khusus.
perjanjian-perjanjian atau peraturan –peraturan khusus.
c) Modal
sendiri (equity capital) Bersumber dari simpanan pokok anggota, simpanan wajib,
dana cadangan, dan donasi atau hibah.
d) Modal
pinjaman ( debt capital) Bersumber dari anggota, koperasi lainnya, bank atau lembaga
keuangan lainnya, penerbitan obigasi dan surat hutang lainnya, serta sumber
lain yang sah.
Dibawah
ini merupakan Modal Koperasi KSU TUNAS JAYA :
A. Modal
Sendiri
Anggota
|
Hibah
|
Cadangan
|
Rp. 1,363,796,000
|
Rp.
645,750,000
|
Rp.
1,540,594,099
|
B. Modal
Luar
Anggota
|
Non
Anggota
|
Rp.
10,028,000,000
|
Rp.
16,442,409,605
|
Bab
IX Evaluasi Keberhasilan Koperasi
Dilihat dari Sisi Anggota
·
Efek-Efek Ekonomis Koperasi :
– Salah satu hubungan penting yang harus
dilakukan koperasi adalah dengan para anggotanya, yang kedudukannya sebagai
pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi.
– Motivasi ekonomi anggota sebagai
pemilik akan mempersoalkan dana (simpanan-simpanan) yang telah diserahkannnya,
apakah menguntungkan atau tidak. Sedangakan anggota sebagai pengguna akan
mempersoalkan kontinuitas pengadaan kebutuhan barang-jasa, menguntungkan
tidaknya pelayanan koperasi dibandingkan penjual/pembeli di luar koperasi.
·
Pada dasarnya setiap anggota akan
berpartisipasi dalam kegiatan pelayanan perusahaan koperasi :
– Jika kegiatan tersebut sesuai dengan
kebutuhan.
– Jika pelayanan itu ditawarkan dengan harga, mutu atau syarat-syarat yang lebih menguntungkan dibanding yang di perolehnya dari pihak-pihak lain di luar operasi.
– Jika pelayanan itu ditawarkan dengan harga, mutu atau syarat-syarat yang lebih menguntungkan dibanding yang di perolehnya dari pihak-pihak lain di luar operasi.
·
Efek Harga dan Efek Biaya :
– Partisipasi anggota menentukan
keberhasilan koperasi. Sedangkan tingkat partisipasi anggota dipengaruhi oleh
beberapa faktor diantaranya: Besarnya nilai utilitarian maupun normatif.
– Motivasi utilitarian sejalan dengan
kemanfaatan ekonomis. Kemanfaatan ekonomis yang dimaksud adalah insentif berupa
pelayanan barang-jasa oleh perusahaan koperasi yang efisien, atau adanya
pengurangan biaya dan atau diperolehnya harga menguntungkan serta penerimaan
bagian dari keuntungan (SHU) baik secara tunai maupun dalam bentuk barang.
– Bila dilihat dari peranan anggota dalam koperasi
yang begitu dominan, maka setiap harga yang ditetapkan koperasi harus dibedakan
antara harga untuk anggota dengan harga untuk non anggota. Perbedaan ini
mengharuskan daya analisis yang lebih tajam dalam melihat peranan koperasi
dalam pasar yang bersaing.
BAB
X Evaluasi Keberhasilan Koperasi dilihat dari Sisi Perusahaan
1. Efesiensi
Perusahaan Koperasi
Ukuran
kemanfaatan ekonomis adalah adalah manfaat ekonomi dan pengukurannya di
hubungkan dengan teori efisiensi, efektivitas serta waktu terjadinya transaksi
atau di perolehnya manfaat ekonomi.
Efesiensi
adalah: penghematan input yang di ukur dengan cara membandingkan input anggaran
atau seharusnya (Ia) dengan input realisasi atau sesungguhnya (Is), jika Is
< Ia di sebut (Efisien). Di hubungkan dengan waktu terjadinya transaksi/di
perolehnya manfaat ekonomi oleh anggota dapat di bagi menjadi dua jenis manfaat
ekonomi yaitu :
(1) Manfaat ekonomi langsung (MEL) : manfaat ekonomi yang diterima oleh anggota langsung di peroleh pada saat terjadinya transaksi antara anggota dengan koperasinya.
(1) Manfaat ekonomi langsung (MEL) : manfaat ekonomi yang diterima oleh anggota langsung di peroleh pada saat terjadinya transaksi antara anggota dengan koperasinya.
(2) Manfaat ekonomi tidak langsung
(METL) : manfaat ekonomi yang diterima oleh anggota bukan pada saat terjadinya
transaksi, tetapi di peroleh kemudian setelah berakhirnya suatu periode
tertentu atau periode pelaporan keuangan/pertanggung jawaban pengurus &
pengawas, yakni penerimaan SHU anggota.
Manfaat ekonomi pelayanan koperasi yang
di terima anggota dapat di hitung dengan cara sebagai berikut:
TME
= MEL + METL
MEN
= (MEL + METL) BA
Efisiensi Perusahaan /
Badan Usaha Koperasi:
·
Tingkat efisiensi biaya pelayanan BU ke
anggota (TEBP) = Realisasi Biaya pelayanan Anggaran biaya pelayanan = Jika TEBP
< 1 berarti efisien biaya pelayanan BU ke anggota
·
Tingkat efisiensi biaya usaha ke bukan
anggota (TEBU) = Realisasi biaya usaha Anggaran biaya usaha Jika TEBU < 1
berarti efisien biaya usaha.
2. Efektivitas
Koperasi
• Efektivitas adalah pencapaian target
output yang di ukur dengan cara membandingkan output anggaran atau seharusnya
(Oa), dengan output realisasi atau sungguhnya (Os), jika Os > Oa di sebut
efektif.
• Rumus perhitungan Efektivitas koperasi
(EvK) :
EvK= Realisasi SHUk + Realisasi MEL
Anggaran SHUk + Anggaran MEL = Jika EvK
>1, berarti efektif
3. Produktivitas
Koperasi
Produktivitas adalah pencapaian target
output (O) atas input yang digunakan (I), jika (O>1) disebut produktif.
Rumus perhitungan produktivitas
perusahaan koperasi :
4. Laporan
Keuangan Koperasi
Dilihat
dari fungsi manajemen, laporan keuangan sekaligus dapatdijadikan sebagai salah
satu alat evaluasi kemajuan koperasi.
Laporan
keuangan koperasi pada dasarnya tidak berbeda denganlaporan keuangan yang di
buat oleh badan usaha lain. Secaraumum laporan keuangan keuangan meliputi
1. Neraca,
2. perhitungan
hasil usaha (income statement),
3. Laporan
arus kas(cash flow),
4. catatan
atas laporan keuangan
Adapun perbedaan yang pertama adalah
bahwa perhitungan hasil usaha pada koperasi harus dapat menunjukkan usaha yang
berasaldari anggota dan bukan anggota.Alokasi pendapatan dan beban kepada
anggota dan bukan anggota pada perhitungan hasil usaha berdasarkan perbandingan
manfaat yang di terima oleh anggotadan bukan anggota. Perbedaan yang kedua
ialah bahwa laporan koperasi bukanmerupakan laporan keuangan konsolidasi dari
koperasi-koperasi.
BAB
XI Peranan Koperasi
Peranan
koperasi dalam perekonomian Indonesia adalah :
·
Alat pendemokrasi ekonomi
·
Alat perjuangan ekonomi untuk
mempertinggi kesejahteraan rakyat
·
Membantu pemerintah dalam mengelola
cabang-cabang produksi yang tidak menguasai hajat hidup orang banyak
·
Sebagai soko guru perekonomian nasional
Indonesia (tiang utama pembangunan ekonomi nasional)
·
Membantu pemerintah dalam meletakkan
fondasi perekonomian nasional yang kuat dengan menjalankan prinsip-prinsip
koperasi Indonesia
Peran Koperasi diberbagai Keadaan Persaingan
1) Di
Pasar Persaingan Sempurna
Ciri-ciri pasar persaingan sempurna :
·
Adanya penjual dan pembeli yang sangat banyak;
·
Produk yang dijual perusahaan adalah sejenis
(homogen);
·
Perusahaan bebas untuk mesuk dan keluar;
·
Para pembeli dan penjual memiliki
informasi yang sempurna.
2) Di
Pasar Monopolistik
·
Banyak pejual atau pengusaha dari suatu
produk yang beragam;
·
Produk yang dihasilkan tidak homogen;
·
Ada produk substitusinya;
·
Keluar atau masuk ke industri relatif
mudah. berbeda-beda sesuai dengan keinginan
penjualnya.
3) Di
Pasar Monopsoni
Disini ada penjual banyak tetapi hanya ada satu pembeli.
Disini ada penjual banyak tetapi hanya ada satu pembeli.
4) Di
Pasar Oligopoli
Oligopoli adalah
struktur pasar dimana hanya ada beberapa perusahaan(penjual) yang menguasai
pasar Dua strategi dasar untuk Koperasi dalam pasar oligopoli yaitu strategi
harga dan nonharga.
Untuk menghindari perang harga,
perusahaan akan mengadakan product defferentiation dan memperluas pasar dengan
cara melakukan kegiatan advertensi, membedakan mutu dan bentuk produk.
•
Penawaran Harga yang bersifat Predator
•
Price Leadership
BAB
XII Pembangunan Koperasi di Indonesia
Kendala
yang dihadapi masyarakat :
1. Perbedaan
pendapat masayarakat mengenaiKoperasi
2. Cara
mengatasi perbedaan pendapat tersebutdengan menciptakan 3 kondisi yaitu :
a) Koqnisi
b) Apeksi
c) Psikomotor
3. Masa
Implementasi UU No.12 Tahun 1967
Tahapan
membangun Koperasi :
a) Ofisialisasi
b) De-ofisialisasi
c) Otonomisasi
4. Misi
UU No.25 Tahun 1992
merupakan
gerakan ekonomi rakyat dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju,
adil,makmur berlandaskan Pancasila dan UUD1945
Tahapan Pembangunan Koperasi di
NegaraBerkembang menurutA. Hanel, 1989
·
Tahap I : Pemerintah mendukung perintisan
pembentukan organisasi koperasi.
· Tahap II : Melepaskan ketergantungan
kepada sponsor danpengawasan teknis, manajemen dan keuangan secaralangsung dari
pemerintah dan atau organisasiyangdikendalikan oleh pemerintah.
·
Tahap III : Perkembangan koperasi
sebagai organisasikoperasi yang mandiri
Referensi
·
Bahan ajar dosen